Rabu, 22 Juni 2016

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY



CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

1.      Pengertian
CSR adalah tindakan sosial termasuk juga kepada lingkungan hidup dimana lebih dari tuntutan undang-undang
CSR adalah komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi sumbangan pada perkembangan ekonomi, memperbaiki mutu hidup angkatan kerja, keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat.
Melakukan hal-hal baik agar komunitas menajdi lbih baik atau setidaknya tidak membahayakan komunitas; seperti: memproduksi barang yang ramah lingkungan, membersihkan racun limbah, atau membantu sekolah-sekolah.
2.      Aspek-aspek dalam CSR
a.       Keterlibatan dalam komunitas
b.      Proses produksi yang bisa dipertanggungjawabkan secara sosial
c.       Employee relations yang bisa dipertanggungjawabkan secara sosial
3.      Perspektif dalam CSR
Menurut Samuel dan Saari (2001:1) ada tiga perspektif dalam CSR, yaitu:
a.       Reputation Capital
CSR merupakan strategi bisnis untu meminimalkan resiko dan memaksimalkan profit dengan menjaga kepercayaan para stakeholder.
b.      Eco-Social
Stabilitas sosial dan lingkungan adalah hal penting untuk keberlanjutan pasar jangka panjang.
c.       Right-Based
Pelanggan, karyawan, komunitas berhak tahu mengenai perusahaan dan bisnisnya.
4.      Model CSR
a.       Model Langsung
Perusahaan melakukan sendiri kegiatan sosial ke masyarakat tanpa perantara.
b.      Model Yayasan Milik Perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya yang dibentuk terpisah namun tetap harus bertanggung jawab kepada CEO.
c.       Model Kerjasama
Dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan sosialnya bekerja sama dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi, LSM, lembaga konsultan, dll.
d.      Model Konsorsium
Perusahaan saling bekerja sama melakukan aktivitas CSR.
  
5.      Analisis CSR
a.      Anak yatim piatu kunjungi hotel Shangri-La
1)      Analisis Berdasarkan Pengertian CSR
Definisi CSR yang intinya melakukan hal-hal baik agar komunitas menjadi lebih baik atau setidaknya tidak membahayakan komunitas telah dilakukan oleh Shangri La hotel Surabaya dengan mengundang beberapa anak yatim dalam rangka memperbaiki pengetahuan sekaligus acara Shangri La dalam memperingati Valentine’s Day pada 21 Februari 2009. 
2)      Berdasarkan Aspek-aspek CSR
Hasil riset Chambers terhadap 7 negara asia (India, Korsel, Thailand, Singapura, Filipina, Indonesia, Malaysia) menghasilkan temuan aspek-aspek dalam praktek CSR:
(a)    Keterlibatan dalam komunitas
Dalam acara tersebut telah terlihat bahwa Anak-anak yatim piatu tersebut diajak melihat proses pembuatan menu nasi goreng spesial yang dipandu langsung oleh Chef Andik Purnomo.
(b)   Proses produksi yang bisa dipertanggungjawabkan secara sosial
Setelah selesai memasak, mereka disuruh mencoba hasil masakannya supaya mereka bisa belajar sekaligus menikmati hasil masakan yang telah mereka masak.
(c)    Employee relations yang bisa dipertanggungjawabkan secara sosial
Chef Andik Purnomo mengatakan bahwa dalam kegiatan tersebut, semua anak belajar memasak dan hasilnya agak gosong. Namun tidak apa-apa, yang penting semua anak-anak yang ikut program ini merasa puas dan menjadi lebih tahu.
3)      Berdasarkan Perspektif dalam CSR
Menurut Samuel & Saari (2001:1), ada 3 perspektif dalam CSR, yaitu :
(a)    Reputation capital : CSR merupakan strategi bisnis untuk meminimalkan resiko & memaksimalkan profit dengan menjaga kepercayaan para stakeholder. Jadi dengan diadakannya kunjungan anak yatim dan piatu, itu akan menambahkan kepercayaan para stakeholder Shangri La hotel Surabaya dari berbagai aspek, karena para stakeholder akan berfikir bahwa Shangri La hotel Surabaya tidak hanya perduli kepada kalangan sosialita namun juga memikirkan kalangan low class.
(b)   Eco-social : stabilitas sosial & lingkungan adalah hal penting untuk keberlanjutan pasar jangka panjang. Dengan menambah kepercayaan stakeholder tersebut, maka secara tidak langsung akan menaikkan pasar jangka panjang Shangri La hotel Surabaya.
(c)    Right-based : pelanggan, karyawan, komunitas berhak tahu mengenai perusahaan & bisnisnya. Selain dalam rangka menambah kepercayaan stakeholder kegiatan sosial ini juga bermanfaat guna Shangri La hotel Surabaya membuka diri kepada pihak umum maupun pelanggan yang datang.
4)      Berdasarkan Model CSR menurut (Susanto, 2007) yaitu :
(a)    Langsung : perusahaan melakukan sendiri kegiatan sosial (sumbangan) ke masyarakat tanpa perantara.
(b)   Yayasan milik perusahaan : Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan/ group-nya yang dibentuk terpisah namun tetap harus bertanggung jawab ke CEO
(c)    Kerjasama : dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi, LSM, lembaga konsultan dalam mengelola dana & melaksanakan kegiatan sosialnya.
(d)   Konsorsium : Perusahaan saling bekerja sama melakukan CSR.
(e)    Dalam hal kunjungan anak yatim piatu kali ini Shangri La hotel jelas menggunakan model langsung karena para anak yatim piatu tersebut melakukan observasi langsung ke Shangri La Hotel Surabaya.
b.      Race Care Hotel Shangri-La, Ada Superhero Cilik Ikut Balap Lari
Analisis CSR Hotel Shangri La Surabaya Race and Care
1)      Berdasarkan  definition CSR:
Merupakan tindakan sosial karena mengajak masyarakat untuk melakukan senam dan jalan sehat bersama 710 superhero dan merpakan bentuk kepedulian hotel shangri la terhadap kesehatan masyarakat melalui acara tersebut.
2)      Berdasarkan aspek CSR;
Keterlibatan hotel Shangri La dengan komunitas action figur superhero beserta pahlawan nasional  dalam acara ini merupakan bentuk nyata hotel shangri la untuk aktif dalam suatu komunitas dan dalam lingkugan masyarakat.
3)      Berdasarkan dalam CSR:
Kegiatan ini merupakan bentuk untuk menjaga stabilitas lingkungan dan sosial untuk mendekatkan diri pada masyarakat guna kelajutan pangsa pasar lebih baik dan mengenalkan perusahaan pada masyarakat.
4)      Berdasarkan model CSR:
Kegiatan ini dilakukan secara langsung oleh hotel shangri la dengan melibatkan 710 superhero dan pahlawan nasional dengan konsep Race and Care.
c.       Shangri La Surabaya Hotel Edukasi Khasiat Jamu untuk Pengunjung

1)      Berdasarkan definisi CSR yang intinya adalah memasarkan citra positif perusahaan kepada masyarakat dengan melakuan hal – hal baik atau setidaknya tidak membahayakan perusahaan telah dilakukan oleh Shangri La hotel Surabaya dengan cara mengedukasi pelanggan akan manfaat produk jamu sehingga bisa meningkatkan minat masyarakat pada minuman herbal tradisional.
2)      Hasil riset Chambers terhadap 7 negara asia (India, Korsel, Thailand, Singapura, Filipina, Indonesia, Malaysia) menghasilkan temuan aspek-aspek dalam praktek CSR:
(a)    Keterlibatan dalam komunitas
Hal yang dilakukan untuk mengedukasi pelanggan adalah dengan menghadirkan Ibu Jamu gendong sebagai icon kampanye untuk meningkatkan minat masyarakat pada minuman herbal tradisional di Resto Jamoo Hotel Shangri La.
(b)   Proses produksi yang bisa dipertanggungjawabkan secara sosial
Shangri La Hotel menghadirkan dua penjual jamu asli berasal dari Pagesangan dan Wonokromo-Surabaya yang berkeliling menawarkan jamu. Ibu Jamu Gendong tersebut berkeliling saat dinner dan lunch. Ada empat variasi jenis jamu yang di tawarkan, kunyit asem, beras kencur, sinom dan kunci pepet. Yang paling banyak diminati adalah kunyit asem dan sinom.
(c)    Employee relations yang bisa dipertanggungjawabkan secara sosial
Renny Herwanto, Communications Manager Shangri La Hotel Surabaya mengatakan bahwa, Shangri La Hotel kali ini hadirkan dua penjual jamu asli berasal dari Pagesangan dan Wonokromo-Surabaya berkeliling menawarkan minuman herbal. Ibu Jamu Gendong tersebut berkeliling saat dinner dan lunch. Pengunjung Shangri La Surbaya marak didatangi pelanggan saat Dinner ketimbang Lunch. Rata-rata pengunjung yang reservasi setiap waktu makan ada sekitar 100 hingga 150 orang, ini belum termasuk pengunjung walk-in (datang on the spot).
Yayuk, sebagai icon Ibu Jamu Gendong mengatakan bahwa Sinom berkhasiat untuk mengontrol racun kimia dalam tubuh, mengontrol berat badan dan mengatasi beberapa infeksi, sedangkan kunyit asam berfungsi untuk mengatasi sariawan dan bersifat anti radang. Mayoritas peminatnya adalah pelanggan lokal Indonesia. Tak jarang juga ada beberapa turis domestik yang memuji rasa dan menikmati jamu lebih dari satu gelas.
3)      Berdasarkan Model CSR (Susanto, 2007), kegiatan edukasi jamu tradisional oleh Shangri La Hotel Surabaya merupakan Model CSR langsung. Perusahaan sendiri yang melakukan kegiatan tersebut tanpa perantara. Dalam mengedukasi pelanggan akan manfaat produk jamu, Shangri La Hotel secara langsung menghadirkan Ibu Jamu Gendong yang juga berkeliling menawarkan jamu di Restoran Jamoo Shangri La Hotel. Jadi, saat berada di Resto Jamboo, pengunjung juga bisa menikmati jamu tradisional di resto tersebut.
4)      Berdasarkan Perspektif dalam CSR yang telah dikemukakan oleh Samuel & Saari (2001: 1) :
(a)    Reputation capital: CSR merupakan strategi bisnis untuk meminimalkan resiko & memaksimalkan profit dengan menjaga kepercayaan para stakeholder. Dengan diadakannya edukasi jamu bagi pengunjung yang bisa meningkatkan minat pada jamu tradisional, diharapkan resto akan semakin ramai dan lebih banyak pengunjung yang datang. Kemudian, diharapkan mampu meningkatkan profit yang di dapat perusahaan. Jika profit meningkat, maka kepercayaan stakeholder pun juga meningkat, mereka akan menganggap bahwa kegiatan tersebut berguna dalam meningkatkan profit perusahaan.
(b)   Eco-social: stabilitas sosial & lingkungan adalah hal penting untuk keberlanjutan pasar jangka panjang. Restoran Jamoo secara konsisten selalu menyediakan jamu tradisional untuk didisplay. Untuk keberlanjutan pasar, Shangri La hotel memiliki inovasi baru dalam menyediakan jamu. Sejak awal tahun 2016, Shangri La hotel menghadirkan Ibu jamu gendong untuk menawarkan jamu ke setiap meja pengunjung. Hal ini dilakukan untuk mengedukasi pelanggan akan manfaat produk jamu.
(c)    Right-based: pelanggan, karyawan, komunitas berhak tahu mengenai perusahaan & bisnisnya. Dengan adanya edukasi jamu, pelanggan akan memahami manfaat jamu yang selama ini disediakan di Shangri La hotel. Tidak hanya pelanggan, bahkan karyawan dan perusahaan pun yang awalnya tidak tau akan mengetahui manfaat jamu.
d.      Shangri-La Hotel Surabaya peringati Earth Hour sekaligus Down Syndrome
1)      Berdasarkan Definisi CSR
Berdasarkan definisi CSR dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Hotel Sangri-La Surabaya ini adalah berupa kegiatan sosial dalam memperingati dua even sekaligus, yaitu peringatan Earth Hour dan juga Peringatan World Down Syndrome. Kegiatan ini sudah dilaksanakan setiap tahunnya dengan konsep dan tema yang berbeda. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi anak-anak berkebutuhan khusus untuk memanfaatkan limbah botol bekas menjadi wadah tanaman sebagai bentuk menjaga lingkungan dari sampah dan dilanjutkan dengan cara mencuci tangan dengan benar. Selain itu, juga mengajak para pelanggan dan tamu untuk melakukan pengurangan pemakaian listrik dengan dilakukannya swicth off selama satu jam untuk menghemat energi.
2)      Berdasarkan Aspek-aspek CSR
(a)    Keterlibatan Komunitas
Dalam dua kegiatan yang dilakukan oleh Hotel Sangri-La ini melibatkan peran anak-anak berkebutuhan khusus dan juga pelanggan maupun para tamu hotel. Dalam peringatan World Down Syndrome yang dilakukan di Sangri-La Ballroom pun melibatkan Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial, POTADS, dan juga beberapa stake holder.
(b)   Proses produksi yang bisa dipertanggungjawabkan secara sosial
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Hotel Sangri-La adalah kegitan sosial yang dilakukan untuk memperingati Earth Hour dan juga World Down Syndrome. Yaitu berupa kegiatan mengajak anak-anak berkebutuhan khusus untuk memanfaatkan botol bekas menjadi wadah tanaman dan juga melakukan swicth off untuk menghemat energi.
(c)    Employee relations yang bisa dipertanggungjawabkan secara sosial
Para pegawai saling membantu dalam kegiatan yang dilaksanakan seperti dapat dilihat dalam foto. Terlihat bahwa salah satu seorang karyawan sedang membimbing anak-anak berkebutuhan khusus dalam menanam dalam botol bekas.


3)      Berdasarkan Perspektif dalam CSR
(a)    Reputation capital
Cara yang dilakukan untuk menjaga reputasi adalah dengan mengadakan kegiatan sosial dan juga melibatkan stake holder dalam pelaksanaannya.
(b)   Eco-social
Cara yang dilakukan oleh Hotel Sang-Ri La adalah dengan melakukan kegitan sosial dengan tetap menjaga lingkungan dengan memanfaatkan botol-botol plastik bekas. Bukan hanya itu saja, pelanggan dan tamu pun diajak untuk melakukan swicth of selama satu jam dalam rangka menghemat energi.
(c)    Right-based
Semua pelanggan, tamu, karyawan, dan komunitas mengetahui semua kegiatan yang dilakukan juga terlibat didalamnya.
4)      Berdasarkan Model CSR
Model CSR yang digunakan oleh Hotel Sang-ri La adalah :
(a)    Secara Langsung
Yaitu pada egiatan edukasi pemanfaatan botol bekas kepada anak-anak berkebutuhan khusus dilakukan secara langsung. Begitu pula dengan kegiatan swicth off.
(b)   Dengan Kerjasama
Pada kegiatan  World Down Syndrome dilakukan secara kerjasama dengan menggandeng Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial, POTADS, dan juga beberapa stake holder.
e.       Pelatihan Table Manner KMH @Shangri-La Hotel
1)      Berdasarkan Definisi CSR
Berdasarkan definisi CSR yang intinya melakukan hal-hal baik agar komunitas menjadi lebih baik atau setidaknya tidak membahayakan komunitas telah dilakukan oleh Shangri La hotel Surabaya dengan mengadakan acara table manner, dimana pada activity ini, rekan-rekan kita dari Komunitas Mata Hati (KMH)  dapat mempunyai kesempatan mengikuti pelatihan table manner yang diadakan oleh hotel Shangri-la , Surabaya sekaligus untuk mendukung program CSR dari hotel tersebut.
2)      Berdasarkan Aspek-aspek dalam CSR
(a)    Keterlibatan dalam komunitas

Hotel Shangri-la melibatkan Komunitas Mata Hati (KMH) untuk  mengikuti pelatiihan table manner yang diadakan oleh hotel Shangri-la untuk mendukung program CSR dari hotel

(b)   Proses produksi yang bisa dipertanggungjawabkan secara sosial

Memberikan pelatihan table manner pada para penyandang tuna netra agar walau ada keterbatasan orang tidak melihat kita ini siapa, tapi akan sangat menghargai, kala kita punya tata krama, baik dalam saat makan mapaun dalam perilaku pada kehidupan sehari-hari.

(c)    Employee relations yang bisa dipertanggungjawabkan secara sosial

Mas Danny Heru menyampaikan, kegiatan ini sangat berharga sekali, untuk memberi bekal khususnya untuk kaum disabilitas mendapat kesempatan untuk mendapat pelatihan ini, karena kaum disabilitas akan selalu berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari bersama rekan lain yang normal/ tidak cacat, sehingga harus dapat menyesuaikan dengan tata krama saat jamuan makan, khususnya berhadapan dengan rekan bisnis atau orang yang detail terhadap aturan table manner.

3)      Berdasarkan Perspektif dalam CSR

(a)    Reputation capital

Cara yang dilakukan untuk menjaga reputasi adalah dengan mengadakan kegiatan memberikan pelatihan table manner pada para penyandang tuna netra.

(b)   Eco-social

Cara yang dilakukan oleh Hotel Sang-Ri La adalah dengan melakukan kegitan sosial dalam rangka program untuk melengkapi dan memantaskan diri dengan bekal pengetahuan, agar walaupun seseorang punya kekurangan pada fisik nya, tapi secara inner atau kepribadiannya mempunyai kelengkapan dan kesempurnaan dalam bersikap, berperilaku atau mempunyai budaya tata krama yang baik, tidak kalah dengan manusia yang lain maupun yang normal panca inderanya.

(c)    Right-based

Semua pelanggan, tamu, karyawan, dan komunitas mengetahui semua kegiatan yang dilakukan juga terlibat didalamnya.

4)      Berdasarkan Model CSR

Model CSR yang digunakan oleh Hotel Sang-ri La adalah :

Secara Langsung yaitu kegiatan yang diadakan oleh Shangri-La hotel memberikan pelatihan table manner kepada rekan-rekan KHM dilakukan secara langsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar